Program Harvest International Curriculum
Trimester 5
Penatua yang Alkitabiah Sesi 2 dari 5
Topik Sesi 2: Penugasan dan Hubungan Para Penatua dalam Gereja Perjanjian Baru
Bagian 1 : Daftar Ayat Renungan
1 Timotius 5 : 17 “Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar.”
1 Timotius 3 : 2 “Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang,”
1 Timotius 3 : 5 “Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah?”
Wahyu 1 : 20 “Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."
Bagian 2: Topik Kuliah
Pendahuluan
Pada bagian pertama kita sudah membahas tentang personalia di gereja. Ada 3 kelompok personalia di gereja yaitu para jemaat, diaken, dan penatua. Mereka semua bersatu di dalam Tuhan Yesus Kristus. Tujuan dari sesi ini adalah agar kita terinspirasi untuk mengangkat para pemimpin untuk posisi pelayanan sebagai penatua di gereja-gereja lokal, dan melakukannya sesuai kebenaran.
Istilah yang digunakan dalam Perjanjian Baru untuk menggambarkan gereja mula-mula adalah: kumpulan domba, Tubuh Kristus, atau bangunan. Alkitab menyebutkan bahwa kita semua adalah tumpukan batu-batu hidup yang membentuk bangunan gereja di mana Kristus merupakan batu penjurunya. Tetapi dalam tubuh gereja ini ada orang-orang tertentu yang telah ditetapkan untuk melayani sebagai penatua. Kristus, pada awalnya, telah memilih para rasul yang tertulis di Markus 3 : 14 "Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil.” Ayat ini menyatakan ada 2 alasan mengapa Yesus memilih dua belas rasulNya, yaitu: 1) Agar mereka bisa berada bersama Yesus; dan 2) Agar Yesus dapat mengutus mereka untuk melayani. Kita juga bisa menggunakan kedua alasan mendasar ini saat kita hendak memilih para penatua di gereja. Namun demikian, berikut kita akan pelajari lebih lanjut tentang tugas-tugas dan hubungan para penatua dalam gereja.
1. Tugas Para Penatua atau Penilik Jemaat Sesuai Alkitab
1.A. Penatua harus mampu memberi makan domba-domba Tuhan. Rasul Paulus dan Rasul Petrus menugaskan para penatua untuk “memberi makan” domba-domba Tuhan dengan firman Tuhan. Memberi makanan “firman Tuhan” ini dalam bahasa Yunani memiliki arti:
1.A.1. Memelihara domba-domba Tuhan dengan cara memberikan nutrisi yang baik.
1.A.2. Melindungi dan menuntun domba-domba Tuhan.
1.A.3. Menyediakan tempat perlindungan bagi domba-domba Tuhan.
Yesus Kristus sendiri berkata di Matius 4 : 4 “Manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap Firman Tuhan yang keluar dari mulut Allah.” Dengan demikian para penatua yang dipilih haruslah mereka yang memiliki kemampuan untuk mengajar dan mewartakan firman Tuhan.
1.B. Penatua harus mampu memimpin domba-domba Tuhan. Mereka juga harus sanggup memimpin sebagaimana mereka memberi makan domba-domba Tuhan. Tugas memimpin ini tidak dapat dipisahkan dengan tugas memberi makan domba-domba Tuhan. Ini serupa dengan seorang kepala keluarga yang harus dapat memimpin dan memberi makan keluarganya, karena domba-domba Tuhan yang pertama bagi orang percaya adalah keluarganya sendiri. 1 Timotius 3 : 5 “Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah?”
1.C. Panatua berkotbah dan mengajar. 1 Timotius 5 : 17 “Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar.” Berkhotbah dan mengajar menjadi tanggung jawab para penatua dalam mengarahkan gereja.
1.D. Menetapkan doktrin gereja. Dalam Kisah Para Rasul 15, didapati adanya perbedaan tajam tentang doktrin keselamatan bagi orang-orang non-Yahudi yang belum disunat. Pada saat itu orang Kristen yang keturunan Yahudi merasa mereka yang Kristen non-Yahudi juga harus disunat agar bisa selamat. Hal ini harus diputuskan dalam suatu pertemuan di Kisah Para Rasul 15 : 6 “Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.” Jadi bukan hanya rasul yang menentukan doktrin gereja, tetapi juga penatua. Semakin banyak penatua yang membantu memberikan nasihat, maka penetapan hal-hal tentang doktrin gereja akan semakin baik.
1.E. Menumpangkan tangan dan bernubuat. 1 Timotius 4 : 14 “Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.” Dalam hal ini penatua harus menumpangkan tangan ke atas seseorang atau sekelompok orang untuk diutus. Mereka juga harus menumpangkan tangan untuk bernubuat, baik kepada pria dan wanita.
1.F. Berdoa bagi orang sakit. Yakobus 5 : 14 “Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan.” Para penatua harus bersedia dipakai sebagai penyalur kuasa penyembuhan Tuhan bagi orang sakit. Mereka juga selalu siap sedia mengunjungi dan mendoakan orang-orang sakit.
1.G. Mengurus keuangan. Banyak masalah keuangan yang terjadi di gereja, mungkin untuk membeli tanah, memperluas bangunan, atau membeli perlengkapan. Semua hal seperti ini turut merupakan tanggung jawab penatua.
1.H. Bersedia memberi tumpangan. Penatua harus ramah dan bersedia memberi tumpangan. 1 Timotius 3 : 2 “Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang”. Begitu juga dalam Titus 1 : 8 dikatakan “melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri”.
1.I. Kesaksian dari Pastor Dick Benjamin. Pastor Benjamin bersaksi, gereja mengadakan banyak pertemuan-pertemuan yang dilakukan di rumah para penatua. Suatu saat, anak dari Pastor Dick Benjamin mengadakan pertemuan di rumah beliau dengan mengundang sebanyak 60 orang, termasuk juga anak-anak jemaat. Kadang kala anak-anak para jemaat tidak berperilaku baik seperti yang seharusnya, sehingga mengakibatkan kerusakan beberapa perabot dalam rumah. Hal ini terjadi selama bertahun-tahun, namun ini tidak menjadi batu sandungan bagi Pastor Dick Benyamin sebab ini memang harus dilakukan. Dalam hal ini bagaimana penatua melayani dengan istrinya akan memberikan manfaat yang jauh lebih besar. Mereka berdua lebih dapat melakukan pendekatan secara pribadi dalam memelihara domba-domba Tuhan.
1.J. Ilustrasi memelihara domba. Pastor Dick Benjamin menceritakan bagaimana ia dibesarkan di suatu daerah peternakan, di mana penduduk setempat memelihara domba-domba itu dengan 2 cara yang berbeda. Cara yang pertama, domba-domba itu dipelihara dalam suatu tempat luas yang dipasangi pagar. Gembala bisa melihat dan mengawasi mereka makan di lapangan luas yang berpagar ini. Cara kedua, gembala memelihara domba-dombanya tanpa pagar, sehingga membuat hubungan menjadi lebih dekat secara pribadi dengan domba-dombanya. Cara penggembalaan yang kedua Inilah yang dibutuhkan jemaat Tuhan oleh para penatuanya. Memang kita harus membayar harga yang cukup mahal untuk membangun hubungan seperti ini, dan ini merupakan tugas yang cukup berat bagi setiap penatua. Tetapi Allah menuntut hubungan yang erat ini, oleh sebab itu bila jumlah jemaatnya cukup banyak, maka diperlukan juga banyak penatua yang menggembalakan. Disamping itu, para penatua sebaiknya ditahbiskan, sebab mereka dapat diibaratkan sebagai pilar-pilar gereja yang bisa membuat gereja bisa bertumbuh. Pilar-pilar ini harus dipersiapkan untuk menerima setiap tuaian jemaat baru dan memastikan jemaat yang sudah ada tidak terbengkalai.
2. Hubungan antara Jemaat dengan Penatua
Kita sudah membahas bagaimana seorang penatua harus membangun hubungan dengan domba-domba Tuhan atau para jemaat. Sebaliknya, para jemaat pun juga memiliki tanggung jawab untuk membangun hubungan yang baik terhadap para penatua mereka.
2.A. Para jemaat harus menghormati penatua. 1 Tesalonika 5 : 12-13 “Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu; (13) dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain.” Kita harus menghormati para pemimpin kita di dalam Tuhan. Banyak orang masih kesulitan menghormati pemimpinnya, padahal para pemimpin adalah mereka yang bekerja keras di antara kita. Kita juga harus menghormati mereka sebagai orang-orang yang bersedia menasihati dan menegur kita.
2.B. Para jemaat harus mendoakan penatua. Karena beban dari para penatua cukup berat, maka jemaat perlu mendoakan setiap penatua, agar mereka terus diberikan hikmat dan kemampuan dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka.
2.C. Para jemaat harus mendukung penatua. Sangat sulit bila para penatua tidak didukung oleh para jemaat. Dengan memberikan dukungan yang baik maka tugas pelayanan penatua menjadi jauh lebih ringan.
2.D. Para jemaat harus taat dan tunduk kepada penatua. Ibrani 13 : 17 “Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.”
2.E. Para jemaat tidak sembarangan menegur atau menghakimi penatua. Menurut firman Tuhan, bila ada perbuatan dari penatua yang perlu ditegur, maka kita harus memiliki bukti-bukti yang cukup atau paling tidak memiliki 2 saksi, seperti dalam Matius 18 : 16 “Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.” Ayat ini dapat diterapkan untuk memastikan jangan sampai ada tuduhan-tuduhan yang dilayangkan kepada penatua gereja tanpa bukti-bukti yang cukup.
3. Hubungan Posisi Gembala Senior dengan Penatua
Biasanya sebuah gereja memiliki beberapa penatua, tetapi hanya satu gembala senior. Si gembala senior membutuhkan para penatua karena posisi mereka vital dalam memberikan dukungan, bantuan, atau nasihat bagi si gembala senior. Pola seperti ini kita dapat temukan di Alkitab sebagai berikut:
3.A.1. Pola satu pemimpin dan beberapa penatua di Perjanjian Lama. Tuhan memanggil satu orang yang dipilih untuk memimpin bangsa Israel, dan satu orang ini lalu didampingi oleh beberapa orang yang bertindak seperti para penatua yang mendukungnya. Hal ini kita bisa temukan dalam kepemimpinan Musa, Yosua, Raja Saul Raja Daud, dan lainnya.
3.A.2. Pola satu pemimpin dan beberapa penatua di Perjanjian Baru. Petrus adalah pemimpin utama gereja di Yerusalem. Ketika Petrus mulai banyak melakukan perjalanan, Tuhan menunjuk rasul lain, yaitu Yakobus, saudara Tuhan Yesus, untuk menggantikan posisi menjadi pemimpin di Yerusalem. Ketika ada perselisihan doktrin tentang sunat, Yakobus mendengarkan dulu semua pendapat dari para penatua, tetapi sesudah itu Yakobus-lah yang memberikan keputusan akhir sebagai pemimpin gereja di Yerusalem. Para Rasul 15 : 13 “Setelah Paulus dan Barnabas selesai berbicara, berkatalah Yakobus: "Hai saudara-saudara, dengarkanlah aku.” Dari pola ini kita bisa pahami bagaimana dalam suatu gereja biasanya harus ada satu kepemimpinan gembala senior yang didukung oleh banyak penatua.
3.A.3. Kesaksian Pastor Dick Benjamin. Saat pastor Benjamin bertugas menjadi gembala, beliau harus selalu mendengarkan pendapat para penatua dan juga para pelayan dari lima jawatan. Dengan struktur ini, semua keputusan itu diambil secara atas kesepakatan bersama, meskipun pengambil keputusan akhir adalah pastor Benjamin. Jika keputusan itu baik dan mendatangkan sukses, maka itu merupakan kesuksesan bersama. Tetapi jika sebaliknya, maka keputusannya salah maka ini merupakan kesalahan bersama.
3.A.4. Kitab Wahyu 1 : 20 “Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat." Ketujuh bintang pada tangan Yesus itu dijelaskan sebagai malaikat dari ketujuh jemaat. Kata malaikat di sini diterjemahkan dari bahasa Yunani “angelos” yang artinya adalah “pembawa pesan” malaikat, atau “pembawa pesan” manusia. Di Matius 11 : 10, Yohanes Pembaptis juga disebut sebagai “angelos” atau pembawa pesan. Oleh sebab itu ada pemahaman oleh sebagian pakar teologi yang menafsirkan bahwa 7 malaikat di kitab Wahyu ini bukanlah malaikat Tuhan, tetapi 7 pembawa pesan yang adalah para pimpinan dari ketujuh gereja. Bila demikian, maka Yesus mempercayakan pesannya kepada para pemimpin dari 7 gereja ini. Mereka bukanlah para penatua, melainkan adalah para gembala senior.
Penutup
Agar Gereja dapat berfungsi dengan baik, penatua harus menghormati gembala senior. Bila gereja diibaratkan sebagai sebuah bis, maka gembala senior adalah orang yang mengemudikan bis tersebut. Allah menetapkan satu pemimpin untuk mengepalai gerejaNya, dan ia harus bisa bekerja sama dengan para penatua.
Bagian 3: Diskusi Kelompok
1. Harus ada hubungan timbal balik yang kuat antara jemaat dengan penatua. Masalah apa saja yang bisa timbul dan mengganggu hubungan antara jemaat dengan penatua, dan bagaimana cara mengatasinya?
2. Masalah apa saja yang bisa timbul dan mengganggu hubungan antara penatua dengan gembala, dan bagaimana cara mengatasinya?