Program Harvest International Curriculum
Trimester 5
Kehidupan yang Memberi Sesi 1 dari 5
Topik Sesi 1: Gaya Hidup Memberi
Bagian 1: Daftar Ayat Renungan
Maleakhi 3 : 8-12 “Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: ‘Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?’ Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus! Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa! Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam.”
Bagian 2: Topik Kuliah
Pendahuluan
Materi Kehidupan yang Memberi ini diajar oleh Pastor Wayne Myers. Beliau bersama istrinya, Martha Myers, adalah pendiri dari The Great Commission Evangelistic Association. Mereka melayani sebagai misionaris dan mentor kepada banyak pemimpin di seluruh dunia. Mereka berasal dari Amerika tetapi tinggal di Mexico selama lebih dari 70 tahun. Dalam materi ini, kita akan mempelajari suatu kebenaran topik yang dapat mengubahkan kehidupan kita apabila kita menerimanya dengan segenap hati kita.
1. Rahasia yang Membebaskan Kita dari Ikatan Duniawi
Markus 10 : 42-45 “Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: ‘Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.’" Dari ayat-ayat ini kita mendapatkan beberapa pelajaran:
Pada ayat-ayat di atas, Yesus sedang dalam perjalanan menuju ke Yerusalem di mana Ia segera akan disalibkan. Para murid dan pengikut Yesus lainnya merasa cemas dan bahkan takut. Yesus lalu mengingatkan kembali kepada para murid bahwa Ia segera akan diadili dan dijatuhi hukuman mati, disalib, dan setelah tiga hari Ia akan bangkit kembali. Yesus sedang memberikan suatu gambaran tentang KerajaanNya yang bukan dari dunia ini, dan dunia ini tidak memiliki kuasa atasNya. Yesus bebas dari segala himpitan dan tuntutan dunia untuk melakukan dan menuntaskan kehendak Bapa. Lalu Yakobus dan Yohanes mengajukan permohonan kepada Yesus agar mereka nantinya diperkenankan untuk duduk di sisi kiri dan kanan Yesus di sorga. Setelah ini Yesus memberikan kunci rahasia bagaimana caranya agar para murid juga dapat membebaskan diri mereka dari segala tekanan dunia demi melaksanakan kehendak Bapa, bahwa hidup adalah untuk 1) Melayani, 2) Memberkati, dan 3) Memberi. Hal ini sangat paralel dengan panutan Yesus sebagai teladan kita yang telah menyerahkan diriNya bagi umat manusia.
2. Alkitab adalah Buku yang Mengajar tentang Memberi
2.A. Sifat dasar Allah adalah memberi. Yohanes 3 : 16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Allah memberikan anak tunggal-Nya untuk menyelamatkan manusia yang terhilang. Apabila kita mempelajari gaya hidup memberi, berarti kita sedang masuk ke dalam dimensi yang baru, yaitu kehidupan yang penuh sukacita, berkat, dan kemerdekaan.
2.B. Yesus memberi hidupNya. Yohanes 10 : 28 “dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.”
2.C. Gaya hidup memberi gereja mula-mula (Kisah Para Rasul 4 : 32-37). Gereja mula-mula memiliki kehidupan yang memberi. Dalam Alkitab Bahasa Inggris, kata “melayani” dan “pelayanan” ditemukan sebanyak lebih dari 1400 kali. Dan kata “memberi” ditemukan sebanyak 816 kali. Jadi kehidupan yang memberi merupakan suatu gaya hidup dan bukanlah suatu tindakan yang hanya kita lakukan sekali-sekali saja. Kita tidak memperoleh keselamatan karena kita memberi, tetapi memberi merupakan ekspresi kita terhadap apa yang Tuhan sudah berikan dan lakukan bagi kita. Setiap dari kita juga dibekali Tuhan untuk memberi hal-hal yang berbeda, tetapi memberi adalah suatu gaya hidup orang percaya. Begitu banyak yang bisa kita beri, sehingga ini melampaui pola pikir memberi harus berbentuk uang.
3. Memberi Selain daripada Uang
Banyak hal yang bisa kita berikan selain daripada uang, contohnya senyuman, doa, kunjungan kepada orang sakit. Di Perjanjian Baru, orang-orang di Makedonia memberikan contoh diri mereka sebagai pemberi yang baik. Yang mereka berikan bukanlah uang semata, tetapi mereka mempersembahkan diri mereka sebagai pemberian. 2 Korintus 8 : 5 “Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami.” Dalam kesaksiannya, pastor Wayne suatu saat harus melalui perjalanan jauh untuk suatu pelayanan. Ia menempuh perjalanan melintasi gunung lewat mobil selama 7 jam, ditambah lagi berjalan kaki di atas tanah berlumpur selama 2,5 jam. Setelah tiba di desa di mana ia harus melayani, pastor Wayne duduk beristirahat di bawah pohon karena kakinya sangat sakit. Lalu ada seorang wanita datang dengan membawa air untuk membasuh kaki pastor Wayne, yang tentunya ditolak oleh pastor Wayne sebab kakinya bukan saja kotor tetapi pastilah bau yang tidak sedap. Tetapi si wanita itu memaksa dan meminta pastor Wayne untuk tidak menghalangi dirinya melayani seorang hamba Tuhan. Akhirnya pastor Wayne mengijinkannya, dan si wanita itu memperlakukan kakinya dengan sangat hati-hati. Ini adalah berkat pemberian terbesar yang pastor Wayne pernah terima dari seseorang.
4. Kehidupan Rohani Tidak Bisa Dipisahkan dari Kehidupan Jasmani
Matius 6 : 21 “Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” Maksud ayat ini adalah kita tidak bisa memisahkan kehidupan rohani kita dengan materi yang kita miliki. Paulus katakan dalam 1 Timotius 6 : 7 “Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.” Semua hal jasmaniah yang kita lakukan selama kita hidup, kita melakukannya untuk Tuhan. Semua tindakan jasmaniah itu juga akan tercatat di sorga, yaitu setiap doa, perbuatan baik, persepuluhan, atau persembahan. Kesemuanya ini adalah bagaimana kita mengumpulkan harta di sorga. Oleh sebab itulah kita harus lebih memahami bagaimana seharusnya kita menginvestasikan berkat-berkat yang kita miliki. Tentunya ini bukan tentang berapa banyak harta yang kita miliki di dunia, tetapi bagaimana cara kita mengelola setiap berkat Allah dalam setiap bidang kehidupan kita. Kita tidak bisa bawa berkat Tuhan ke sorga dari dunia, tetapi kita bisa mengirimkan harta di sorga dengan mengirimkannya di muka selama kita masih hidup. Wahyu 22 : 12 "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.”
5. Ada Dua Hal Penting dalam Hidup
Berikut adalah dua hal yang terpenting dilakukan oleh setiap orang percaya selama hidupnya. Kedua hal ini bisa dimengerti dari kisah Saulus saat Yesus menampakkan diriNya kepada Saulus.
5.A. Mengenal Allah. Kisa Para Rasul 9 : 5 “Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu.” Rasul Paulus belum mengenal Yesus, dan pada saat ia berjumpa dengan Yesus hal pertama yang ia tanyakan adalah siapakah Yesus itu.
5.B. Melakukan kehendak Allah. Kisah Para Rasul 9 : 6 “Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat." Setelah Yesus menyatakan diriNya kepada Paulus, hal kedua yang terjadi adalah Yesus memerintahkan Paulus untuk pergi ke dalam kota Paulus akan diberitahukan apa yang harus ia lakukan sesuai kehendak Yesus. Bagi orang percaya, salah satu kehendak Allah terpenting adalah memberi.
5.B.1. Allah berkehendak untuk kita memberi kepada orang-orang yang membutuhkan. Matius 25 : 40 “Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”
5.B.2. Allah tidak berkehendak agar kita memuaskan diri dengan materi yang kita miliki. Memiliki damai sejahtera lebih penting daripada memiliki materi. Damai sejahtera itu hanya bisa diterima melalui kedalaman hubungan yang dibangun dengan sesama dan dengan Tuhan. Sebaliknya segala harta benda tidak bisa mendatangkan damai sejahtera tersebut.
5.B.3. Allah akan menunjukkan kebesaranNya saat kita melakukan kehendakNya dalam memberi. Bila kita memiliki gaya hidup memberi, maka iman kita akan teraktifasi, dan kehadiran dan kebesaran Allah akan semakin nyata dalam hidup kita.
6. Persepuluhan Merupakan Titik Awal dari Memberi
Bagi iman Kristen, memberikan persepuluhan hanyalah suatu titik awal dari gaya hidup memberi. Bila kita hanya menekankan pemberikan sepenuhnya pada persepuluhan maka ini berarti iman kita masih tertinggal dan harus perlu bertumbuh lagi. Maleakhi 3 : 8-12 “Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: ‘Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?’ Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus! 9 Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa! 10 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam.” Di ayat 10 ini adalah satu-satunya ayat dalam Alkitab, di mana Allah menantang kita untuk menguji Dia.
6.A. Diberkati untuk memberkati. Setiap orang percaya diberkati agar orang tersebut menjadi berkat. Memberi pastinya akan mendatangkan sukacita ilahi bagi kita. Memberi juga membawa kita masuk ke dalam suatu dimensi yang jauh melebihi kehidupan Kekristenan yang biasa-biasa saja. Kita perlu memahami bahwa bagaimana kita mengelola berkat yang Allah berikan kepada kita itu mempengaruhi hubungan kita dengan Allah itu sendiri.
6.B. Kesaksian seorang akuntan. Ada kesaksian dari seorang akuntan publik yang pada awalnya tidak mau membayar perpuluhan. Akuntan publik ini sebenarnya sangat senang dengan semua yang dikatakan Firman Tuhan, kecuali di bagian persepuluhan dan persembahan. Ia rindu untuk memperoleh keselamatan tapi ia tidak mau memberi persepuluhan dan persembahan. Tetapi suatu hari tiba-tiba hatinya tergerak untuk memberikan persepuluhan, bahkan ia memberikannya sekaligus 12 bulan di muka. Minggu depan sesudahnya, ia mendapatkan kenaikan gaji. Pada akhirnya, ia bukan saja menjadi orang yang setia memberikan persepuluhan dan persembahan tetapi juga menjadi berkat dengan memberikan mobil bagi gereja tempat ia berjemaat. Inilah yang dinamakan sukacita dalam memberi dan melayani.
6.C. Orang yang tidak memberi persepuluhan terkena kutuk sesuai Maleakhi 3 : 9. Orang yang tidak taat kepada Firman Tuhan melepaskan imannya sebagaimana ketidak-taatan menghancurkan iman.
6.D. Allah menantang kita untuk memberi. Apabila kita menyadari bahwa Allah adalah sumber berkat dan sifat alami Allah adalah memberi, seharusnya kita menjadikan gaya hidup memberi sebagai gaya hidup kita. Tuhan tidak melihat seberapa banyak kita memberi tetapi kualitas pemberian itulah yang dilihat Allah.
7. Kualitas Lebih Penting dari Kuantitas dalam Memberi
Markus 21 : 1-4 “Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu. Lalu Ia berkata: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya.’” Dari ayat-ayat ini, bisa kita simpulkan bahwa Yesus melihat kualitas sebelum melihat kuantitas. Nilai yang sedikit menjadi banyak apabila kita memberikan dengan ketulusan hati. Sebaliknya pemberian yang banyak itu tidak berarti bila tidak dilakukan dengan benar. Tetapi banyak orang percaya tidak bersedia untuk kehilangan berkat yang sedikit saja.
Penutup
Yakobus 4 : 4b “Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.” Karena hidup ini singkat, kita harus memusatkan perhatian kita kepada apa yang kita bisa lakukan dalam mengelola setiap berkat Tuhan sehingga upah kita besar di sorga nanti. Kita harus mulai menabur benih. Segala yang kita miliki pada tangan kita adalah benih, dan segala yang ada pada tangan Tuhan adalah tuaian. Selama benih itu belum meninggalkan tangan kita, benih itu tidak akan menghasilkan apa-apa dan berlipat ganda.
Bagian 3: Diskusi Kelompok
1. Apakah anda setuju dengan gaya hidup memberi seperti yang diajarkan dalam materi ini? Mengapa?
2. Bagaimana anda melatih diri anda supaya bisa memiliki gaya hidup memberi?